Mencintaimu, sesakit dan serumit ini..
Tak pernah kubayangkan
sebelumnya, perkenalan kita yang biasa – biasa saja itu akan menjadi sejauh
ini. Aku yang awalnya biasa – biasa saja terhadapmu, hatiku yang kemudian
berhasil kau luluhkan. Perhatian yang setiap kali kau berikan padaku, begitu
manis, sampai – sampai aku terbuai olehnya. Memang manis. Setiap kali bersama,
aku selalu saja kau buat bahagia. Dari perhatian – perhatian kecilmu hingga
tawa bahagia yang kau ciptakan, semua itu seolah – olah membuatku ingin selalu
berada didekatmu, disampingmu. Kata – katamu yang begitu lembut, selalu ingin
ku dengar setiap saat. Tak heran jika aku tak ingin melewatkan setiap waktuku
denganmu. Begitu manis sikapmu jika sedang berhadapan denganku. Sesekali aku
memperhatikan sikapmu yang lucu dan menggemaskan itu, dan kemudian aku tertawa
olehnya. Sungguh sangat menawan, membuatku tak bisa berhenti tertawa. Setiap
kali aku memikirkanmu, aku merasa bahagia. Dan aku pun menginginkan kebahagiaan
ini tak akan pernah berakhir. Mungkin terlalu besar harapanku. Atau mungkin aku
salah mengartikan kebaikanmu itu. Jujur aku menyukaimu. Tapi aku takut. Aku
takut kau jadikan aku sebagai pelarian. Memang sejak awal kau telah salah
menempatkan posisiku, diantara kalian yang sebenarnya masih saling menyayangi.
Aku sadar dengan posisiku yang tidak aman ini, kau bisa saja pergi dari hidupku
kapanpun kau mau. Tapi tak apalah, jika memang kau benar – benar akanpergi. Aku
sama sekali tak menyesalinya, walaupun hanya sesaat bahagia bersamamu. Karena
memang sejak awal aku telah memilihmu. Tentu aku harus dengan tegar menanggung
resikonya. Walaupun harus aku alami seperti ini. Mencintaimu, sesakit dan
serumit ini.
Aku cukup tegar untuk menerima
kepergianmu. Aku cukup tegar untuk menerima kekalahanku dan menyadari bahwa
memang kau tak bisa lagi bersamaku. Namun hati ini tak cukup tegar untuk
menahan sakitnya merindukanmu. Entah bagaimana kelak aku akan mengatasi rindu -
rindu itu yang tentunya semakin lama akan semakin bertambah. Aku bahkan tak
bisa membayangkannya. Aku tak cukup hebat untuk benar – benar melepaskanmu dari
kehidupanku. Karena kau sudah menjadi bagian hidupku. Bahkan setelah kau tak
lagi menemani rutinitasku, seperti yang dulu kau lakukan. Kau masih saja
menjadi satu – satunya dalam hidupku. Aku tak akan pernah bisa lupa tentang
kamu ataupun cerita – cerita lama yang telah aku buat denganmu. Bahkan
sekalipun kau memintaku untuk melupakannya. Aku benar – benar tak akan bisa
lupa. Sampai saat ini semua itu masih jelas membekas dalam ingatanku yang
terlalu kuat jika untuk mengingat semuanya tentang kamu. Aku masih tak bisa
mengerti mengapa semua berakhir sesakit ini.
0 komentar:
Posting Komentar